Desainer Grafis Harus Multi-talented?




Siapa itu desainer grafis ?

Seperti kata mas wiki, "desain grafis adalah seni rupa terapan, menggunakan elemen visual untuk berkomunikasi." Dan desainer grafis pertama adalah manusia yang suka nyoret-nyoret tembok goa pake gigi. Jadi, desainer grafis adalah manusia purba. 

Untuk sejarah dan pengertian lebih jelasnya bisa langsung cek >> di sini << atau kunjungi website lainnya yang lebih terpercaya daripada blog kacangan ini.

Desainer grafis adalah seseorang yang bisa berbicara lewat visual dan menyapaikan pesannya dengan baik. Seseorang yang bisa membuat sesuatu dengan indah tanpa mengesampingkan fungsi dan aturan-aturan tentang elemen dan unsur-unsur yang ada dalam desain grafis.

Zaman sekarang desainer grafis diartikan sangat luas : yang bisa menghapus background foto mengaku dirinya desainer grafis, yang bisa bikin logo pakai handphone mengaku dirinya desainer grafis, yang bisa bikin postingan instagram pakai canva menyebut dirinya desainer grafis, dan lainnya. Lebih parahnya lagi, sangking luasnya pengertian "desainer grafis" malah dikira toserba. Toserba disini maksudnya adalah "serba bisa." Kalau bisa ini, pasti bisa itu. Nyatanya, yang hebat di bidang ilustrasi belum tentu hebat di bidang tipografi atau layout, begitu juga sebaliknya.

Contoh kasus yang sering ditemukan adalah ketika seseorang yang hebat bermain vector disuruh mengedit foto atau memanipulasi gambar. Bukan berarti tidak bisa, tapi belum tentu mahir dan memberikan hasil yang memuaskan. Entah asumsi "serba bisa" ini terbentuk dari siapa, mungkin dari pengguna jasa/penikmat desain grafis yang kurang informasi atau dari desainer grafisnya sendiri ; ketika ego dan jumawa angkat bicara,

Kamu desainer grafis? 
Iya. 
Bisa bikin logo? 
Bisa! 
Bisa bikin ilustrasi? 
Bisa! 
Bisa manipulasi foto? 
Bisa! 
Bikin animasi? 
Bisa!

Jawaban "Bisa!" ini biasa terjadi karena adanya godaan duit dan dompet yang sudah menjerit-jerit kekeringan. Projectnya deal - semua dikerjain sendiri dan selesai dengan hasil yang kurang memuaskan, kemudian pelanggan kecewa.

"Ahh yang penting kan udah dapet duit. 
Selanjutnya mah bodo amat."

Iya sih. Tapi mungkin kita lupa, desainer grafis dan tukang gorengan itu sama... sama-sama usahanya dimulai dari mulut-ke-mulut dan sama-sama banyak saingannya. Kalau kita mengecewakan satu klien, terus aib kita kesebar gimana? Apalagi kalau yang dikecewain itu mba-mba yang kalau naik motor lampu sennya ke kiri, beloknya... ga belok-belok.

Dan masalah berikutnya lagi-lagi tentang uang, "daripada duitnya dibagi dua (kerjasama sama desainer lain) mending buat sendiri aja."

Karena lembaran uang, rusak project seisi-isinya.

Lalu yang jadi pertanyaan,


Apakah desainer grafis harus menguasai semua bidang yang ada di desain grafis?


Kita boleh berteman dengan siapa saja, tapi pasangan kita cukup satu. Atau dua mungkin (ehh). Iya, silahkan pelajari semuanya atau mungkin cuma sekedar mengetahui. Di samping itu kita juga harus pilih bidang mana yang kita suka banget banget banget dan mau kita kuasain. Buang-buang waktu kan kalau harus mempelajari apa yang tidak kita suka? Lebih baik waktunya digunakan untuk mempelajari lebih dalam apa yang kita suka.

Tidak ada salahnya mengakui kekurangan kita, toh semua juga punya kekurangan dan punya kapasitasnya masing-masing. Dan tidak ada salahnya juga mengatakan, "Maaf, saya tidak bisa." Bukan berarti kita tidak mau berkembang dan tidak mau mempelajari hal-hal baru, tapi karena ada hal yang lebih penting lagi, yaitu :

  • Memperkenalkan siapa diri kita,
  • Dan menempatkan diri kita, di bagian mana kita berdiri dan kuasai.


Mulailah dari mengenal diri sendiri sebelum kita memperkenalkan diri kita ke orang lain. Di mana kekurangan kita, di mana kelebihan kita. Percayalah, ada banyak hal yang tidak bisa diubah di dalam diri kita. Di sisi lain, ada banyak hal yang bisa kembangkan di diri kita. Sebisa mungkin saya menjauhi pemikiran "Wah, di bidang ini duitnya banyak. Saya mau belajar ah," tanpa kita ketahui dulu sebenarnya apa yang kita suka (SEMUA ORANG SUKA DUIT). Saya sendiri lebih suka dengan pemikiran, "Saya bisa ini, kira-kira ada peluang apa ya di bidang ini." Sampai pada akhirnya kita bisa diterima dengan apa adanya kita dan kita bisa menjalaninya dengan kenyamanan dan kesenangan.

Percayalah, desain grafis adalah hal yang menyenangkan, bukan seperti pacar atau mertua yang banyak menuntut. hayah. Ini hanya pendapat saya pribadi, mohon dikoreksi jika ada kesalahan dan masih banyak kekurangannya. Mari bertukar pikiran dan belajar bersama.




mynism about me

Comments

Popular posts from this blog

Bercerita lewat logo : Proses Pembuatan Logo dan Filosofinya